RAGAMNARASI.ID -, Faham radikal yang mengatasnamakan agama dengan cara yang tidak benar menjadi musuh Negara dan bangsa Indonesia. Islam sebagai ajaran dari pembawa risalah, Nabi Muhammad SAW mengajarkan perdamaian dan kesejukan, tanpa harus menciderai sesama makhluk, apalagi melakukan jihad dengan kekerasan.
Hal ini disampaikan Ustadz Drs H Budiono Anggota Forum Komunikasi Khotib (FKK) saat mengisi Khutbah Jumat yang diikuti sekitar 100 orang warga di Masjid Nurul Quran BTN Doyo Baru Permai Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, 1 Oktober 2021.
Ustadz Drs H Budiono mengajak para jamaah khususnya warga Perumahan BTN Kolam 1 untuk meningkatkan iman dan taqwa dan senantiasa memperbaiki diri agar tetap menjadi manusia yang baik. Karena sebaik baik manusia ialah manusia yang bermanfaat untuk orang lain.
“Saat ini ditengah tengah kita sedang banyak ujian akhir zaman, salah satunya adalah tumbuhnya paham yang mengatasnamakan agama, mengatasnamakan islam dalam memaksakan kehendak pribadi dan kelompoknya. Tidak jarang kita dengar adanya penangkapan terhadap kelompok teroris yang pada umumnya merupakan saudara saudara kita sesama Umat Islam,” ujar Khatib.
Menurut Anggota Forum Komunikasi Khatib Papua ini, apa yang membuat hal tersebut terjadi adalah minimnya pemahaman tentang Islam yang benar serta memaksakan kehendak dengan cara yang tidak santun. Sejatinya, ihktilaf atau khilafiyah itu merupakan perbedaan yang justru menjadi rahmat, bukan hal yang harus memecah belah umat muslim.
“Bentuk kekerasan maupun yang sering kita dengar dengan istilah intoleransi adalah cara setan memecah umat Islam. Syahid tidak akan diraih dengan cara - cara seperti itu, Syahid adalah milik setiap orang yang benar-benar bertaqwa kepada Allah SWT dan dapat menjadi manusia yang baik serta bermanfaat untuk orang-orang sekitarnya, untuk bangsa dan negaranya dan untuk agamanya,” tuturnya menambahkan.
Oleh karena itu, Khatib mengajak kepada seluruh jamaah khususnya warga BTN Puskopad / BTN Kolam 1 agar senantiasa memelihara hati agar terhindar dari segala bentuk permusuhan, kebencian dan kekerasan.
“Kita sebagai Umat Islam juga dituntut untuk patuh dan taat kepada Ulil Amri (pemerintah) dan saat ini kita ketahui bersama bahwa Papua menjadi tempat pelaksanaan PON XX. Terpilihnya Papua menjadi tuan rumah PON adalah bentuk kepedulian Negara untuk mengorbitkan Provinsi Papua baik dalam negeri maupun luar negeri. Tentunya rasa aman dan nyaman dalam pelaksanaan kegiatan PON XX di Papua akan menjadi ukuran dan tolak ukur. Oleh karena itu, Khotib mengajak mari kita sama-sama mendukung pelaksanaan PON XX di Papua,” tandasnya.
*Masjid Al Mubarokah BTN Daime-Daime Doyo*
Ungkapan yang samapun disampaikan Ustadz Masruhan, S.Pd.I, Anggota Forum Komunikasi Khotib (FKK) Papua saat mengisi Khutbah Jumat di Masjid Al Mubarokah BTN Daime-Daime Doyo Kab. Jayapura yang diikuti sekitar 50 (lima puluh) orang Jamaah.
“Marilah kita semua meningkatkan iman dan taqwa dan senantiasa memperbaiki diri agar tetap menjadi manusia yang baik. Karena sebaik baik manusia ialah manusia yang bermanfaat untuk orang lain. Menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT yaitu menjalankan sholat wajib 5 waktu dan menjauhi apa yang telah dilarang oleh Allah SWT,” ucap Ustadz Masruhan.
Ustadz menyampaikan, dalam kehidupan yang modern seperti sekarang ini banyak penyimpangan - penyimpangan agama dimana agama hanya dijadikan kedok dimana Jihad fisabilillah yang dilakukan tidak mencerminkan sesuai dengan ajaran Islam yang dibawa Rasul. Islam adalah Rahmatan lilalamin, rahmat bagi semua umat.
“Jihad bukan berarti perang. Tetapi para jamaah yang mengatas namakan islam berjihad melakukan kekerasan, melakukan pengeboman, pembunuhan, bahkan sampai melakukan bom bunuh diri itu bukan jihad yang benar. Jihad yang benar sekarang ini adalah jihad melawan hawa nafsu bukan melawan orang, apalagi membunuh orang,” terangnya.
Seperti diketahui, dengan adanya penyerangan yang membabi buta dimana banyak korban yang sama-sama islam dan mengucapkan syahadat dan orang yang menyerang sama-sama mengucapkan syahadat. “Apakah orang seperti ini yang akan kita benarkan, dengan dalih mengatasnamakan islam,” tandasnya.
“Oleh karena itu, marilah kita kembali kehadits Nabi, jauhilah jihad yang kecil menuju jihad yang besar yaitu jihad melawan hawa nafsu bukan melawan saudara Muslim, bukan melawan rakyat-rakyat kita yang belum tentu salah, banyak orang yang membenarkan pendapat sendiri dan menyalahkan pendapat orang lain membenarkan kelompok sendiri dan menyalahkan kelompok yang lain menganggap orang yang diluar dari kelompoknya dianggap kafir,” tutupnya dalam khutbah singkat.(*/tim)