Diduga Ganggu Kenyamanan, Warga Bentangkan Spanduk Tolak Angkutan Batubara Melintas

RAGAM NARASI.ID -,  Permasalahan angkutan truk batubara yang membuat masyarakat resah saat melintasinya jalan,  membuat warga harus bertindak.

Kali ini tindakan tersebut dilakukan warga di Kelurahan Durian Luncuk, Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Batanghari, dimana warga setempat menolak keras perusahaan angkutan tru batubara melintasi jalan AMD tanpa terkecuali.

Penolakan tersebut dengan alasan, aktifitas masyarakat sangat terganggu, sekolahan dan perkantoran, terganggu dengan angkutan truk batubara yang melintas ke Muara Bulian – Jambi.

Selain itu itu angkutan batubara sangat mengganggu kenyamanan warga, dan juga rawannya terjadi kecelakaan, serta terganggunya kesehatan warga karena debu batubara.

Rahman waras Kelurahan Durian Luncuk, Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Batanghari menuturkan, bahwa perusahaan tambang batubara yang telah melapor untuk melakukan kegiatan baru satu.

Dirinya sempat mengatakan kepada Saiful, agar melaporkan kegiatan aktivitas mereka diwilayahnya.

“Belum pak lurah (tiru Rahman), kok belum belum kamu masuk juga. Orang itu langsung nemu (temui) yang punya tanah, ngcek eksplorasi, ngcek ketebalan. Maksud kami kan walaupun macam itu melapor dulu, kageklah (nanti) terkait ada tidaknya, kagek masyarakat kita lain pula ceritanya,” bebernya.

Ia meminta kejelasan dari perusahaan batubara yang akan beroperasi diwilayahnya, maksud dan tujuan Rahman jika nanti benar akan ada aktifitas tambang batubara bisa membicarakan CSR dan lainnya.

“Melapor dulu, tanah siapa saja yang mau dicek kalau ketika barang itu ada, ketebalannya ada, kalau cocok baru kita musyawarah lagi. Dan setelah itubbaru kita kaji CSR dan lain sebagainya. Kini seolah-olah tidak melapor Saiful,” ujarnya.

Terkait masyarakatnya yang melakukan aksi yang di dokumentasikan memegang spanduk penolakan keras terhadap penggunaan jalan AMD (Jalan milik Pemkab Batanghari), dirinya membenarkan serta menjelaskan ada pro dan kontra.

“Biasalah ada pro dan kontra tidak seluruhnya kan, kalau pro kontra itu mau diluruskan bagaimana kira-kira. Dari pihak batubara ini, izin numpang setahun rencananya. Setelah setahun dia menggunakan jalan sendiri. Saya juga sudah menghadap Bupati, intinya kata Pak Bupati menunggu hasil di bawah,” jelasnya.

“Kita logika saja, tengok jalan selama ko (ini) rupo (bentuk) itu juga lah, kontribusi untuk kita dak (tidak) katek (ada) juga. Masyarakat lah berpikir macam (bagai) mana dalam arti kata sayo (saya) bukan memihak perusahaan saya pihak tengah,” timpalnya.

Disebutkan Rahman, memang ada dampak yang akan timbul terkait aktivitas perusahaan tambang batubara.

“Memang betul ada dampaknya yang jelas dari pihak perusahaan batubara. Kalau memang masyarakat setuju, jalan kau mau di scrub, mau dirapikan, ditimbun dulu lobang-lobang ko (ini) baru dia ngeluarin,” imbuhnya.

Saat ditanya resiko terkait aktivitas operasional tambang batubara, Rahman mengatakan pihaknya telah membahas bersama masyarakat dampak dan akibat yang akan timbul akibat aktivitas batubara.

“Itu dibahas galo (semua), sudah ado (ada) galo. Tinggal lagi masyarakat setuju atau tidak baru mendetil tentang itu, baik CSR-nya baik terdampak, baik yang terdampak kesehatannya,” pungkasnya. (*)

Recommended

Highlights

Populer