RAGAMNARASI.ID -, Mengantisipasi ketersediaan dan lonjakan harga pangan pada bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri tahun 1443 H / 2022 agar tetap tersedia dan aman.
Pemerintah daerah Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Menggelar rapat koordinasi satuan tugas pangan dan tim pengendalian inflasi daerah.
Rapat dipimpin langsung oleh Bupati Kabupaten Bungo tersebut, terkait menindaklanjuti surat gubernur jambi tentang antisipasi ketersediaan komoditi dan lonjakan harga pangan strategis pada bulan ramadhan dan idul fitri tahun 1443 H/ 2022 M, Jum'at (18/03/2022)
Hadir dalam Rapat koordinasi tersebut Kapolres Bungo, Dandim 0416 Bungo Tebo, Kejari Bungo, Kepala Pengadilan Negeri,Sekda, Staf Ahli, Asisten, Kepala OPD terkait,Kabag, Kepala BPS, Bulok, Distributor Sembako.
Kepala dinas ketahanan pangan. Kabupaten Bungo. Sopyan Ma'as, SP dalam laporannya menyampaikan terjadi lonjakan harga sembako penyebabnya diantaranya yaitu :
"1.Masyarakat mengantisipasi dalam rangka menghadapi kesiapan pada bulan suci ramadhan dan Idul Fitri
2.Adanya tradisi Sahur dan buka puasa
3.Budaya Mudik
4.Menyiapkan stokc setelah Idul Fitri
Adapun stokc dan kesiapan yang tersedia kini diantaranya :
1.Beras yang ada sekarang 3.780 ton kebutuhan 14.000 ton
2.Gula Pasir yang ada sekarang 108 ton dan kebutuhan 288 ton
3.Minyak Goreng yang ada sekarang 93, 3 ton kebutuhan 400 ton
4.Bawang merah yang ada sekarang 5 Ton dan kebutuhan 130 ton
5.Cabe merah yang ada sekarang 8 ton dan kebutuhan182 ton
Semua kekurangan beras, gula pasir, minyak goreng sudah diantisipasi oleh bulog dan masyarakat tidak perlu panik dengan kekurangan tersebut, dan pemerintah melalui bulog tetap menjaga ketersediaan sembako selalu ada. Sementara bawang merah dan cabe merah pihak pemerintah melalui OPD terkait sudah mengantisipasinya dengan mantau ke para petani agar panennya nanti tidak menaikkan harga dan menjual dipasar yang ada di Kabupaten Bungo" Papar Kadis
Sementara itu, dalam arahanya H. Mashuri Bupati Kabupaten Bungo menyampaikan, melihat terjadinya lonjakan kenaikan harga daging sapi dan kerbau harus yang paling tinggi yaitu Rp.120.000/ Kg dan mulai besok Sabtu harga paling tinggi Rp.120.000,- termasuk kebutuhan bahan sembako lainnya harus di pantau dan turun ke lapangan setiap harinya, serta menentukan dan memastikan sumber- sumber pemasok produsen bahan tersebut ke kabupaten Bungo harus di pantau dan dicari.
“Sehingga kita dapat memastikan barang tersebut ada dan tidak ketergantungan dengan satu suplayer sehingga harganya tidak naik dan standar, dan kami menghimbau kepada masyarakat jangan panik Pemerintah tetap menjaga ketersediaan bahan pokok serta kebutuhan lainnya” Ucap Bupati
Sementara itu pada kesempatan tersebut, Kapolres Bungo AKBP. Guntur Saputro, S.I.K, M.H, menyampaikan tentang minyak goreng dengan kebijakan pemerintah pusat yang baru akan stok dan ketersediaan minyak goreng cukup tersedia, baik minyak curah maupun minyak goreng dalam kemasan.
“Masyarakat jangan panik dan jika ada para pedagang yang menaikkan harga dapat melapor ke pihak kepolisian untuk diambil tindakan tegas bagi para pedagang dan suplayer, dan mengharapkan satgas ketahanan pangan dapat diaktifkan kembali, dan turun langsung kepasar-pasar dan lapangan, dan tentang ketersedian LPG diharapkan Kadis Perindagkop memantau dan mengawasi dari agen kepengecer sampai ke konsumen sehingga tidak terjadi kenaikan harga” Ucap Kapolres Bungo
Sementara itu dari pihak distributor yang diwakili oleh distribubutor Toko Sentosa, Toko Setia, Distributor KT menyampaikan untuk stok sembako tidak ada masalah dan barang tersedia cukup sampai habis lebaran kecuali kedelai, gendum, tepung mengalami kenaikan tapi tidak begitu segnifikan.
Bulog Bungo Tebo juga menyampaikan untuk beras Medium/premium jumlah di bulog 712 Ton dan perkiraan cukup untuk 4 bulan kedepan, daging beku masuk 7.700 ton, gula dalam perjalanan 10 ton,minyak goreng dalam perjalanan dari jambi 3.000 ton,Tepung tepioka premium 2 ton dengan harga Rp.9.200/ Kg dan mengharapkan keseriusan kita terutama Satgas Pangan untuk pantau dan sidak ke pasar.
Reporter : Firman Thoha