JALAN TERJAL PJ ASPAN


      Penulis ; Amer Muamar



RAGAM NARASI.ID -, Semula tidak ada yang menduga akan kemunculannya. Seiring berjalannya waktu, semuanya dapat memahami jalan terjal Pj Aspan sampai ia terpilih kembali menjadi Penjabat Bupati Tebo untuk kedua kalinya. 

Pj Aspan sebagaimana diketahui, sebelumnya berdomisili dan berkarir di Kabupaten Merangin sebagai pegawai negeri sipil (PNS) sebelum sampai ke Tebo. Menapaki karir di sana dalam kurun waktu yang lama dengan jabatan terakhir sebagai Kadis PU Kabupaten Merangin. 

Pemilihan gubernur (Pilgub) lalu menjadi titik balik akan kemunculannya di Tebo. Bermodal pengalaman yang matang di birokrasi, ia dipercaya oleh Gubernur terpilih Al Haris diusulkan ke Kemendagri untuk menjadi Pj Bupati Tebo. Ia pun melenggang sebagai Pj untuk kali pertama. Keterpilihannya dan dua daerah lainnya, sekaligus sebagai awal, penanda Al Haris menunjukkan pengaruhnya sebagai Gubernur yang baru terpilih. 

Bila melihat jejak rekamnya selama di Merangin, Pj Aspan lebih suka "bermain" di belakang layar. Selain karena posisinya sebagai PNS, ia mungkin memilih berfokus pada tugas yang diberikan kepadanya. Loyalitas, dedikasi, mampu menjawab tugas yang diberikan kepadanya. Itu juga yang membuat Al Haris menaruh perhatian padanya, baik ketika menjadi suksesor di Merangin maupun di Provinsi Jambi. Disamping alasan sosiologis-antropologis lainnya, seperti Aspan yang kebetulan memang berasal dari Tebo. 

Alasan sosiologis-antropologis itupun tentu dengan pertimbangan penuh perhitungan. Aspan yang dipercayakan dan satu-satunya pilihan yang dianggap paling "septi" harus mampu mengkapitasasi wilayah Kabupaten Tebo sebagai wilayah basis dukungan menghadapi suksesi Pilgub nanti. Spekulasi ini mafhum dilakukan dalam kancah demokrasi politik dewasa ini. Entah itu melalui politik anggaran maupun kebijakan politik berbasis "voters". Biasanya lebih terlihat ketika memasuki dua atau satu tahun menjelang suksesi.

Melihat geliat Aspan sejak ditetapkan sebagai Pj, tujuan tersebut tampaknya dapat diwujudkan. Tugas yang diberikan Al Haris bisa saja berbuah manis pada waktunya. Aspan yang semula terbatas dalam menguasai sosiologis-antropologis dalam setiap wilayah Kabupaten Tebo, perlahan akan mulai menguasai. Meski tidak sepenuhnya karena masih butuh waktu sampai memahami karakteristik dasar masing-masing wilayah. Person to person "pemain politik" tingkat menengah-bawah yang menghubungkan ke pemilih di akar rumput. Begitupula atmosfir politik di Tebo yang mungkin sedikit berbeda dengan Kabupaten Merangin atau daerah lain. 

Bagaimana tidak, dengan intensitas yang begitu tinggi dihabiskan Pj Aspan berkunjung ke desa-desa. Boleh dibilang geliatnya cenderung ke luar, ketimbang ke dalam. Jabatan yang relatif singkat benar-benar dimanfa'atkan olehnya. Sebuah pilihan strategis untuk tujuan jangka panjang menghadapi pilbup 2024 ini. Geliat ini pula tampaknya dibaca oleh lawan politik Al Haris maupun yang menganggap Aspan sebagai kompetitor serius di Pilbup. 

Aspan yang terpilih kembali beberapa waktu lalu untuk kedua kalinya, mulai menghadapi tantangan yang lebih serius. Berbagai isu dan serangan politik tertuju padanya. Mulai dari isu perselingkuhan yang dimainkan secara berkala, membentuk koloni atau dominasi keluarga, Meranginisme/Meranginisasi, perihal akademis (ijazah palsu), kritik otokritik terhadap kebijakan tidak populis dan lain sebagainya. 

Dari mana datangnya? Bisa jadi tumbuh secara alamiah, reaksi dari mulut ke mulut  berdasarkan penilaian masyarakat sendiri terhadap kebijakannya. Bisa juga dari tirani demokrasi, dinasti, oligarki. Jalan terjal yang tidak akan mudah untuk dilalui. Apalagi sampai salah, tidak tepat dalam membuat rumusan politik atau kebijakan selama masa jabatannya. 

Berbagai reaksi yang muncul, hendaknya direspon dengan positif. "Tidak akan ada asap kalau tidak ada api". Kritikan demi kritikan yang ada, pertanda demokrasi masih berjalan, tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya. Selama masih berbasis data dan fakta yang ada. (*)

Recommended

Highlights

Populer