RAGAMNARASI.ID -, Penjabat (Pj) Gubernur Jambi Dr. Hari Nur Cahya Murni membuka acara dalam kegiatan Talk Show dengan tema "Sampah Bahan Baku Ekonomi Di Masa Pandemi", yang di selenggarakan oleh Komunitas Pecinta Lingkungan dan Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekraf), pada Selasa (02/03/2021), di taman Anggrek Sri Soe Dewi.
Fitri Ulya Wulandari sebagai panitia mengatakan kegiatan sudah berlangsung sejak Minggu (28/02/2021), dengan agenda aksi membersihkan taman Anggrek bersama Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Holtikultura.
"Ikut serta dari komunitas siginjai, yourd actiona dan WWF Indonesia, dan akan dilanjutkan dengan loungmurch coofee day, dan pagi ini merupakan rangkaian puncaknya," Katanya.
"Jumlah peserta sebanyak 50 orang dari berbagai komunitas lingkungan di Jambi, dan terimakasih kepada sponsor dari WWF Indonesia dan Setara," Ungkapnya.
Komunitas Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekraf) yang di wakili Rina Safitri Rusdi, menyampaikan bahwa dalam Gekraf banyak Gerakan dari komunitas lingkungan, seni, budaya dan para pelaku pariwisata.
"Kami bergerak di semua lini pembangunan di Indonesia," Katanya.
Rina juga mengatakan tempat di selenggarakan nya kegiatan di taman Anggrek, agar menjadi tempat Jambi Kreatif Hak di langit terbuka.
"Tujuan wisata bisa kita lakukan disini, dan Alhamdulillah dua minggu terakhir kami sudah di kunjungi beberapa komunitas untuk berdiskusi, dan nanti rangkuman diskusinya akan kami berikan," Jelasnya.
Pj Gubernur Jambi dalam sambutannya, mengatakan kalau bicara sampah bahan baku ekonomi, sebenarnya sudah masuk pada tingkatan di tengah.
"Seharusnya kita jangan menciptakan sampah, dari dulunya kita menjaga untuk tidak terjadi adanya sampah atau setidaknya tidak banyak sampah," Katanya.
Gubernur menyampaikan bahwa Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mencatat bahwa jumlah sampah di Indonesia pada tahun (2020) mencapai 67,8 juta ton per tahunnya, dan hanya sebagian kecil yang dapat di manfaatkan.
"Seharusnya kita bisa menjaga sampah dari hulunya, sebagai contoh selama sepuluh hari di Jambi, saya tidak melihat adanya tempat sampah di jalan jalan, di tempat umum, keramaian," Ujarnya.
Nur Cahya menambahkan, mestinya di tempat umum ada di sediakan tong sampah.
"Di tempat yang menjadi kerumunan publik misalnya, itu menyiapkan tempat sampah yang terdiri dari tiga buah, untuk memisahkan sampah botol, kaleng atau kertas," Jelasnya.
Dia juga mengatakan bahwa permasalahan sampah menjadi serius bagi setiap daerah sampai saat ini, berdampak massif bagi beberapa sektor strategis, seperti kesehatan, perekonomian dan lingkungan hidup.
"Pada awal awal covid-19 di Indonesia, saya sudah memberikan laporan kepada Bapak Menteri Dalam Negeri (Mendagri), akibat penggunaan APD, karena tidak bisa di pakai ulang, artinya akan di buang, lalu kemana membuang APD tersebut," Ujarnya menjelaskan.
Pj Gubernur juga menjelaskan berdasarkan laporan BPS, perekonomian Indonesia Kuartal III (2020), sektor pengolahan sampah mengalami pertumbuhan positif.
"Kalau kita mengikuti di televisi, banyak sekali komunitas yang mengolah sampah menjadi duit, ini di catat oleh negara dan BPS juga, sampai tumbuh 6,04 persen," Katanya.
Reporter : Azhar Firdaus
Robinas. : Robinas